Friday, January 22, 2010

Ganti Server Repo Ubuntu tanpa Update

melanjutkan yang hari senin (18/01) kemarin, jadi supaya ketika menggunakan repositori dari dua tempat yang berbeda dikemudian hari tanpa harus melakukan apt-get update, kalau sudah dijalankan langkah-langkah yang kemarin, supaya nanti tidak kesulitan saat ganti repo, silahkan dibuat script-nya, kira2 seperti dibawah ini:

#!/bin/bash
echo "Sumber Repo yang akan digunakan : "; read repo;
if [ $repo = "ubuntu" ] then
{
ln -sf /etc/apt/sources.list.ubuntu /etc/apt/sources.list;
ln -sdf /var/lib/apt/lists.ubuntu /var/lib/apt/lists;
}
elif [ $repo = "lokal" ] then
{
ln -sf /etc/apt/sources.list.lokal /etc/apt/sources.list;
ln -sdf /var/lib/apt/lists.lokal /var/lib/apt/lists;
}
else
echo "Sumber Repo $repo tidak ada.";

exit 0;

pada script diatas input yang dimasukkan hanya ada 2 pilihan: ubuntu dan lokal.
bagi yang belum baca silahkan baca dulu langkah2 awal disini: Selingan... Cahaya Hidup.
jadi tidak perlu melakukan update berkali-kali untuk server yg sama kecuali kalo mau cek seminggu sekali, silahkan saja.. (tiap hari jg ga apa2, ga ada yg melarang ko... :D:D:D)
tapi jangan lupa, posisi repo yang digunakan sekarang yang mana? ok!.
so?

Baca lanjutannya ...

Monday, January 18, 2010

Selingan.... Cahaya Hidup

Karena Bumi memiliki Tanah diatasnya
Ibarat Bulan memantulkan Sinar Matahari
Laksana Badan menjadi Hidup dengan nyawa
Maka uBuntu memerlukan Repo untuk instalasi

Q. je ilee... puitis banget!...???
A. s x x boleh kan?
Q. da pa?
A. ah, iya lagi ad yg di pikirin.
Q. wh can I do 4 u?
A. Mr Q harus mo bantu!!! wajib.
Q. ap?
A. cari kan I info serial number... secepatnya!
Q. insya alloh, iya.. ya!
Q. btw, mas y, dimana ubuntu nyimpan cache apt-get?
A. di /var/cache/apt/archieve, jd file2 hasil download(.deb) ditaruh disitu.
Q. I kan sering ganti2 repository, misalkan dari ubuntu langsung atau dari repo lokal, gimana caranya supaya tidak perlu jalankan apt-get update jika ingin ganti repo?
A.pertama jalankan apt-get update yg dari ubuntu, lalu backup file2nya: sources.list dan /var/lib/apt/lists
#mv /etc/apt/sources.list /etc/apt/sources.list.ubuntu
#cp -r /var/lib/apt/lists /var/lib/apt/lists.ubuntu
A.kedua setting sources.list untuk yg lokal, terus jalankan apt-get update,
berarti saat ini kita menggunakan repo yg lokal, nah untuk menggunakan repo yang dari ubuntu, dengan cara yg sama:
#mv /etc/apt/sources.list /etc/apt/sources.list.lokal
#mv /var/lib/apt/lists /var/lib/apt/lists.lokal
lalu buat symbolic-link:
#ln -sf /var/lib/apt/lists.ubuntu /var/lib/apt/lists
#ln -sf /etc/apt/sources.list.ubuntu /etc/apt/sources.list
jika ingin menggunakan kembali repo lokal, gunakan kedua cara diatas.
siip lah.
A. jika ingin mudah lagi buat script! tapi besok2 aja..
2 b continued...


Baca lanjutannya ...

Sunday, January 17, 2010

Konfigurasi file sources.list repo Ubuntu Karmic 9.10

Wah... lama g ketemu... :D lebih dari setahun ya?
apa kabar semua, semoga Alloh selalu memberi Nikmat,Hidayah dan Maghfiroh-Nya kepada kita semua, Allohumma Aamiiin... Ya Robbal 'Alamiin.

Ga tau mo nulis apa, ya.. hanya ini yg terpikir. list-list dalam file /etc/apt/sources.list distro Ubuntu, salah satunya repo Karmic Koala (Ubuntu v 9.10), isi:

deb http://yourserver.domain/ubuntu/ karmic main restricted multiverse universe
deb http://yourserver.domain/ubuntu-source/ karmic-update main restricted multiverse universe
deb http://yourserver.domain/ubuntu-security/ karmic-security main restricted multiverse universe

list-list diatas standar dari dulu ga ganti-ganti ko...
tapi bagi yang punya DVD Repository n di copy di lokal disk (copy-nya /DVD) atau dengan cara looping iso dvd, misalkan diletakkan dalam folder /home/user/repo, isikan dalam sources.list :

deb file:/home/user/repo/1 karmic main restricted multiverse universe
deb file:/home/user/repo/2 karmic main restricted multiverse universe
deb file:/home/user/repo/3 karmic main restricted multiverse universe
deb file:/home/user/repo/4 karmic main restricted multiverse universe
deb file:/home/user/repo/5 karmic main restricted multiverse universe
deb file:/home/user/repo/6 karmic main restricted multiverse universe
deb file:/home/user/repo/7 karmic main restricted multiverse universe

jangan lupa disimpan!, trus ingat kalau ingin mendapat repo-update dan repo-security harus tetap online!!!

nah, yang dibawah ini salah duanya untuk jaunty j (Ubuntu v 9.04)

deb file:/home/user/repo/1 karmic main restricted
deb file:/home/user/repo/2 karmic main restricted multiverse universe
deb file:/home/user/repo/3 karmic universe
deb file:/home/user/repo/4 karmic universe
deb file:/home/user/repo/5 karmic universe
deb file:/home/user/repo/6 karmic universe

kurang-lebihnya begitu, kalau ada salah tolong diingatkan...
45N
Baca lanjutannya ...

Wednesday, December 2, 2009

Grub Menu Ubuntu 9.10

Hwa.. haa... haa.... haa....

akhirnya ketemu nih cara menambah menu windows di grub "karmic koala", critanya gini, kemarin teman install si karmic, tapi belum install windows, dalam satu harddisk dengan rancangan partisi: /dev/sda1 (ntfs), /dev/sda2 (ext3) dan /dev/sda3 (swap), setelah selesai install ubuntu 9.10(karmic)
baru install windows.
grubnya hilang... tho... ck ck (itu mah biasa)
untuk balikin grub, I gunakan LiveCD KarmicK, lalu buka terminal(console)
# mkdir /media/linux
# mount /dev/sda2 /media/linux
# mount --bind /dev /media/linux/dev
# chroot /media/linux

setelah proses mounting selesai..
cara restore grub dan menambah menu windows dalam grub sekalian men-disable hidden grub, seperti ini:
# mv /boot/grub/grub.cfg /boot/grub/grub.cfg.ori (buat jaga2)
# grub-mkconfig > /boot/grub/grub.cfg (buat mendeteksi OS yg ada dlm harddisk)
# grub-install /dev/sda (buat installasi grubnya pada MBR)

# nano /etc/default/grub
isi:

# If you change this file, run 'update-grub' afterwards to update
# /boot/grub/grub.cfg.

GRUB_DEFAULT=0
# GRUB_HIDDEN_TIMEOUT=0 --> beri pagar baris ini
# GRUB_HIDDEN_TIMEOUT_QUIET=true --> beri pagar baris ini
GRUB_TIMEOUT="10"
GRUB_DISTRIBUTOR=`lsb_release -i -s 2> /dev/null || echo Debian`
GRUB_CMDLINE_LINUX_DEFAULT="quiet splash"
GRUB_CMDLINE_LINUX=""

# Uncomment to disable graphical terminal (grub-pc only)
#GRUB_TERMINAL=console

# The resolution used on graphical terminal
# note that you can use only modes which your graphic card supports via VBE
# you can see them in real GRUB with the command `vbeinfo'
#GRUB_GFXMODE=640x480

# Uncomment if you don't want GRUB to pass "root=UUID=xxx" parameter to Linux
#GRUB_DISABLE_LINUX_UUID=true

# Uncomment to disable generation of recovery mode menu entrys
#GRUB_DISABLE_LINUX_RECOVERY="true"


alhamdulillah... bisa donk!! silakan dicoba!
Baca lanjutannya ...

Friday, May 29, 2009

Konfigurasi Hostname Linux / Ubuntu

Dalam konfigurasi TCP/IP komputer memerlukan pengalamatan dalam jaringan dalam bentuk bilangan/angka-angka desimal, contohnya 192.168.0.1, untuk jaringan lokal, mungkin tidak ada masalah apabila seorang user/administrator harus menghafal semua IP Address yang ada dalam jaringan jika jumlah hostnya kurang dari 10, atau mungkin tidak terlalu capek apabila ingin terkoneksi pada host tertentu dengan mengetikkan alamat IP Address host tersebut, sebagai contoh kita ingin menguji koneksi komputer kita yang memiliki IP Address 192.168.0.1 dengan komputer ber-IP Address 192.168.0.10,

$ ping 192.168.0.10

kira-kira bagaimana jika jumlah host yang akan test lebih dari 10, mungkin lebih dari 100, atau katakanlah seluruh jumlah host yang tersedia pada subnet 192.168.0.0/24, yang sebanyak 254 host, pusing ga? capekkan...?!! ngetik 1-1 ??? apalagi di Internet???

Solusinya, kita perlu konfigurasi hostname, secara default, pada saat installasi sistem operasi Linux, diminta untuk memberi nama hostname lokal pada IP Address 127.0.0.1 atau 127.0.1.1 (di Ubuntu) dan dalam file /etc/hostname, dengan kata lain konfigurasi TCP/IP-nya belum ada hostname, pada OS Linux, semua distro dalam konfigurasi hostname berada pada file /etc/hosts.
format penulisannya adalah:


IPAddress FQDN hostname

# nano /etc/hosts

127.0.0.1 localhost
127.0.1.1 yahya
192.168.0.1 pc001.domain.net pc001
192.168.0.2 pc002.domain.net pc002
192.168.0.3 pc003.domain.net pc003
...
192.168.0.10 pc010.domain.net pc010
-->dst

# The following lines are desirable for IPv6 capable hosts
::1 ip6-localhost ip6-loopback
fe00::0 ip6-localnet
ff00::0 ip6-mcastprefix
ff02::1 ip6-allnodes
ff02::2 ip6-allrouters
ff02::3 ip6-allhosts

FQDN = Fully Qualified Domain Name

jika sudah selesai, maka nanti untuk test atau ingin akses komputer/host lain bisa menggunakan cara
$ ping pc010

meskipun cara penamaan dengan sistem hostname di atas memiliki kekurangan, yaitu setiap host/komputer harus memiliki konfigurasi yang identik/sama, karena pengenalan hostname ini hanya berlaku pada komputer itu sendiri, jadi bisa jadi dikomputer lain penamaannya berbeda, apabila ada perbedaan maka kita harus mengetahui berbedaan di tiap komputer, meskipun demikian dalam kasus tertentu cara ini bisa digunakan.

tambahan, pada ubuntu apabila pada baris 127.0.1.1 nama hostnamenya diganti, jangan lupa pada file /etc/hostname harus disamakan dengan yang baru... kenapa? coba aj sendiri...
gitu dech...
Baca lanjutannya ...

Tuesday, May 19, 2009

Shortcut di Shell Bash (Terminal/Console)

Ada beberapa shortcut (hotkeys) yang bisa kita gunakan untuk bekerja pada shell terminal/konsole Linux, khususnya shell Bash, agar supaya bisa lebih menghemat waktu dan tenaga kita, diantar tombol-tombol panas (hotkeys/shortcut) diantaranya:


Ctrl + C menghentikan proses yg sedang aktif, untuk "cancel"
Ctrl + Z menjadikan proses yg aktif menjadi proses background (pause),
gunakan perintah jobs untuk melihat daftar, lalu fg [no-daftar]
untuk mengaktifkan kembali
Ctrl + L membersihkan layar
Ctrl + D keluar/log out/exit dari shell

Ctrl + H menghapus satu huruf sebelum kursor, mirip backspace
Ctrl + R mencari perintah/proses yg sudah digunakan sebelumnya(history)
Ctrl + M mirip tombol "enter"
Ctrl + O untuk test perintah yang akan dieksekusi
Ctrl + A meletakkan kursor di awal baris, sama dengan tombol "Home"
Ctrl + E meletakkan kursor di akhir baris, sama dengan tombol "End"
Ctrl + P menampilkan perintah/proses "history" sebelumnya(=panah atas)
Ctrl + N menampilkan perintah/proses "history" sesudah (=panah bawah)
Ctrl + W menghapus satu kata sebelum kursor
Ctrl + U menghapus semua huruf sebelum kursor
Ctrl + K menghapus semua kata/huruf setelah kursor
Ctrl + Y memanggil ulang perintah yang sudah di Ctrl+U atau Ctrl+K
atau Ctrl+W, mirip "paste"
Ctrl + T menukar/membalikkan 2 kata sebelum kursor
Esc + T menukar/membalikkan 2 huruf sebelum kursor
Alt + B menggeser kursor ke 1 kata sebelum kursor
Tab melengkapi otomatis nama file/direktori/command

moga-moga bisa manfaat ya... amiin
misalkan ada yang tahu shortcut lain tolong dishare... ok

Sumber

Baca lanjutannya ...

Monday, May 18, 2009

Membuat Subnetting JarKom TCP/IP

Contoh pembagian subnetting pada protokol TCP/IP jaringan komputer (jarkom), misalkan ada pertanyaan sebagai berikut:


  • Anda diminta untuk membuat 3 buah (sub) jaringan di sebuah Instansi. IP yang tersedia antara 167.205.137.110 – 167.205.137.130. Tentukan ada berapa banyak komputer tiap sub jaringan beserta IP masing-masing!


Untuk menjawab pertanyaan di atas, perlu diperhatikan nilai
netmask yang digunakan, dari angka ketersediaan IP Address menunjukkan bahwa IP Address yang ada, yaitu 167.205.137.110 – 167.205.137.130, masuk pada Class B. Perlu diingat bahwa secara standar Class B, memiliki nilai Netmask 255.255.0.0, artinya tiap jaringan (network) yang ada memiliki jumlah host sebanyak 65.534.
Bagi yang belum tahu tabel Kelas (Class) TCP/IP dan nilai Netmask standarnya silahkan lihat disini.

artinya tidak mungkin penyelesaian masalah diatas dengan menggunakan Netmask standar, karena dalam membuat/membentuk jaringan berdasarkan dari pembagian IP Address dan Subnet, yang digunakan adalah nilai Netmask. Berarti anggaplah IP Address yang tersedia menggunakan nilai Netmask 255.255.255.0, dalam nilai biner bernilai 11111111.11111111.11111111.00000000 (24), karena IP Address yang bisa digunakan terbatas, hanya dari 167.205.137.110 – 167.205.137.130, jika dihitung hanya tersedia IP Address sebanya 21 buah.

Supaya mudah, karena yang dibutuhkan 3 sub jaringan, maka jumlah IP yang tersedia dibagi 3, 21 : 3 = 7, kasarannya tiap sub jaringan yang akan dibuat nanti harus ada 7 buah IP Address, dari sini sudah bisa ditentukan nilai sub jaringan berapa saja yang terbentuk. Ingat! yang menentukan jumlah host dalam subnetting adalah bit 0(nol) dalam nilai netmask, karena bilangan biner hanya ada dua bilangan yaitu bilangan 1 dan 0 (basis 2), kira-kira 2 pangkat berapa supaya bisa mencakup host sebanyak 7? jawabannya adalah 3, karena 23 = 8.

Dengan demikian dalam membentuk sub jaringan tadi, hanya dibutuhkan bit yang bernilai 0(nol) sebanyak 3 bit, jika ditulis menjadi 11111111.11111111.11111111.11111000(29), sehingga nilai netmasknya menjadi 255.255.255.248 tidak lagi memiliki netmask 255.255.255.0.

Perhitungan selanjutnya, untuk membentuk nilai network id (net id) yang digunakan bit 1, rumus menghitung jumlah jaringan yang terbentuk adalah 25-2 hasilnya sebanyak 30 sub jaringan. Sub jaringan yang bisa digunakan mulai dari 167.205.137.8, 167.205.137.16, ... (kelipatan 8) hingga sub jaringan terakhir adalah 167.205.137.240.

Dari sub jaringan yang terbentuk tadi yang dibutuhkan adalah sub jaringan yang memiliki net id:
  • 167.205.137.104
  • 167.205.137.112
  • 167.205.137.120
  • 167.205.137.128

jadi jumlah host pada tiap sub jaringan yang ada adalah 23-2 = 6.
Network Id: 167.205.137.104/29
IP HostMin: 167.205.137.105
IP HostMax: 167.205.137.110
Broadcast : 167.205.137.111

Network Id: 167.205.137.112/29
IP HostMin: 167.205.137.113
IP HostMax: 167.205.137.118
Broadcast : 167.205.137.119

Network Id: 167.205.137.120/29
IP HostMin: 167.205.137.121
IP HostMax: 167.205.137.126
Broadcast : 167.205.137.127

Network Id: 167.205.137.128/29
IP HostMin: 167.205.137.129
IP HostMax: 167.205.137.134
Broadcast : 167.205.137.135

dengan demikian ada IP Address yang tidak bisa digunakan untuk IP sebuah host, yaitu:
  1. 167.205.137.111, digunakan untuk nilai Broadcast
  2. 167.205.137.112, digunakan untuk nilai network id
  3. 167.205.137.119, digunakan untuk nilai Broadcast
  4. 167.205.137.120, digunakan untuk nilai network id
  5. 167.205.137.127, digunakan untuk nilai Broadcast
  6. 167.205.137.128, digunakan untuk nilai network id

Sesuai dengan perhitungan pada subnetting di atas, maka jumlah jaringan yang dibutuhkan tidak bisa seutuhnya sebanyak 3 sub jaringan, dilihat dari hasil tadi, subnet yang benar-benar bisa dioptimalkan adalah: 167.205.137.112 dan 167.205.137.120, karena pada kedua subnet ini saja yang total hostnya sebanyak 6 host. sisanya IP Address 167.205.137.110 masuk subnet 167.205.137.104, dan IP Address 167.205.137.129 dan 167.205.137.130 masuk dalam subnet 167.205.137.128.

NB: Apabila ada kesalahan mohon dibetulkan, mudah-mudahan bisa membantu. :D :D :D
Baca lanjutannya ...

Monday, May 11, 2009

Konfigurasi TCP/IP di Linux

Hari selasa tanggal dua belas mei tahun dua ribu sembilan jam lima lebih enam belas pagi...

Diberitakan bahwa cara-cara konfigurasi protokol TCP/IP pada sistem operasi Linux secara manual pada tampilan mode teks tersebut dalam berita ini, sesuai dengan jenis distribusi yang digunakan:


Pada distribusi Linux Debian, Ubuntu, dkk
- Buka aplikasi terminal, klik menu "Application --> Accessories --> Terminal" atau pindah ke tampilan konsol dengan menekan tombol "Ctrl+Alt+F1" (tanpa tanda +), login hingga mencul tanda shell $.
- Jalankan perintah, $ sudo vim /etc/network/interfaces, buatlah isinya seperti contoh dibawah ini, sebelum mengubah isi silahkan tekan tombol "insert" 1 kali, pastikan pada layar terminal pojok kiri bawah terdapat informasi "--INSERT--",contoh isi:

auto lo
iface lo inet loopback

auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.0.100
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.0.1


- Simpan! tekan dulu tombol "esc", lalu ketikkan :wq
- Aktifkan ulang layanan (service) jaringan(networking)nya, jalankan perintah
$ sudo /etc/init.d/networking restart
- Cek hasil perubahan dengan perintah $ ifconfig , pastikan pada baris eth0 mucul informasi inet addr:192.168.0.100 Bcast:192.168.0.255 Mask:255.255.255.0

Pada distribusi RedHat, Fedora, Mandriva, dkk
- Buka aplikasi terminal, klik menu "Application --> Accessories --> Terminal" atau pindah ke tampilan konsol dengan menekan tombol "Ctrl+Alt+F1" (tanpa tanda +), login sebagai root, hingga muncul tanda prompt shell #
- Jalankan perintah,
# vim /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0
nama file sesuaikan dengan nama kartu jaringan yang dikenali distribusi yang digunakan. Buatlah isinya seperti contoh dibawah ini, sebelum mengubah isi silahkan tekan tombol "insert" 1 kali, pastikan pada layar terminal pojok kiri bawah terdapat informasi "--INSERT--",contoh isi:

DEVICE=eth0
ONBOOT=yes
BOOTPROTO=static
IPADDRESS=192.168.0.100
NETMASK=255.255.255.0
NETWORK=192.168.0.0
BROADCAST=192.168.0.255
GATEWAY=192.168.0.1


- Simpan! tekan dulu tombol "esc", lalu ketikkan :wq
- Aktifkan ulang layanan (service) jaringan(networking)nya, jalankan perintah
# /etc/init.d/network restart
atau
# service network restart

Pada distribusi SuSE, OpenSuSE, dkk
- Buka aplikasi terminal, klik menu "Application --> Accessories --> Terminal" atau pindah ke tampilan konsol dengan menekan tombol "Ctrl+Alt+F1" (tanpa tanda +), login sebagai root, hingga muncul tanda prompt shell #

- Pada SuSE, jalankan perintah,
# vim /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth00:30:84:9e:2f:7f
nama file sesuaikan dengan nomor alamat kartu jaringan (MAC Address) yang ada.

sedangkan pada OpenSuSE, jalankan perintah
# vim /etc/network/ifcfg-eth0
nama file sesuaikan dengan nama kartu jaringan yang dikenali distribusi yang digunakan. Buatlah isinya seperti contoh dibawah ini, sebelum mengubah isi silahkan tekan tombol "insert" 1 kali, pastikan pada layar terminal pojok kiri bawah terdapat informasi "--INSERT--",contoh isi file kurang lebih seperti berikut:

device='eth0'
on=yes
bootproto='static'
address='192.168.0.100'
netmask='255.255.255.0'
network='192.168.0.0'
broadcast='192.168.0.255'


- Simpan! tekan dulu tombol "esc", lalu ketikkan :wq
- Aktifkan ulang layanan (service) jaringan(networking)nya, jalankan perintah
# /etc/init.d/network restart,

demikian pemberitahuan ini, semoga bisa dipahami dan dimengerti, apabila ada kurang atau ada kesalahan mohon segera dikonfirmasikan secepatnya, terima kasih.

NB:

  • perintah/tool text editor "vim" bisa diganti dengan teks editor lain seperti, nano, pico, atau yang menggunakan tampilan grafis semisal gedit, cream tentunya kalau belum ada diinstall dulu
    $ sudo apt-get install cream nano

  • Pilihan menu-menu diatas menggunakan environment desktop Gnome, yang menggunakan KDE kemungkinan beda

  • Baca lanjutannya ...

    Sunday, May 10, 2009

    Triks n Tips : Installasi Billing CclFox

    Mas 33...

    a Requirement di Server maupun Client:
    $ sudo apt-get install sqlite3 libsqlite3-dev libfox-1.6-0 libglib2.0-dev libssl-dev

    Edit /etc/ld.so.conf :
    $ gksudo gedit /etc/ld.so.conf, tambahkan dalam file ini 2 baris berikut
    /usr/lib
    /usr/local/lib


    lalu jalankan, $ sudo ldconfig

    CCL Server:
    - cclfox_0.7.1-2_i386.deb
    - libccls_0.7.1-2_i386.deb
    instalasi :
    $ sudo dpkg -i cclfox_0.7.1-2_i386.deb libccls_0.7.1-2_i386.deb

    buat direktori/folder:
    $ mkdir /home/server/.cclfox

    download file cert.pem dan CA.pem, salin pada folder .cclcfox
    $ cp CA.pem /home/server/.cclfox
    $ cp cert.pem /home/server/.cclfox

    buat startup, di menu System --> Preferences --> Control Center --> Session, Add
    command = cclfox


    CCL Client:
    - libcclc_0.7.1-2_i386.deb
    - cclcfox_0.7.1-2_i386.deb
    instalasi :
    $ sudo dpkg -i libcclc_0.7.1-2_i386.deb cclcfox_0.7.1-2_i386.deb

    buat direktori/folder:
    $ mkdir /home/client/.cclcfox

    download file cert.pem dan CA.pem, salin pada folder .cclcfox
    $ cp CA.pem /home/client/.cclcfox
    $ cp cert.pem /home/client/.cclcfox

    buat startup, di menu System --> Preferences --> Control Center --> Session, Add
    command = cclcfox -host ipserver -name client10

    Baca lanjutannya ...